Apa Saja Yang Saya Pelajari Dari "Bintang"
"Best Friendship is What Makes You Think Future is as Close as Your Relationship"
Ucapan diatas saya tulis di atas sebuah
kursi kamar hotel tempat saya akan menghabiskan waktu selama 5 minggu
kedepan di Negeri Paman Sam. Rasa tidak bisa menutup mata karena masih terjadwal sesuai dengan
alur waktu Indonesia turut menyerang rasa tidak bisa tidur walaupun mengetahui
jikalau besok adalah hari pertama untuk orientasi, dan acara dimulai sedari
pagi. Tapi mau bagaimana? Lebih baik untuk menulis.
Beberapa minggu belakangan, saya seperti
menemukan teman baru rasa lama. Hubungan pertemanan yang sebenarnya
kita bina dari 2013, baru kembali merekah pada awal tahun 2018. Nama diatas
adalah sebuah perumpamaan dari bagaimana rasa syukur saya bisa mendapatkan
kesempatan kedua untuk berteman baik dengan Bintang. Walaupun beliau lebih suka
dipanggil dengan sebutan "Baim", namun tetap, dengan apapun namanya
dipanggil, saya ingin berterimakasih kepada Verezha Bintang Ibrahim.
Sama-sama di Psikologi, bedanya beliau
sudah menanggalkan status mahasiswanya, sedangkan saya belum. Sama-sama suka
dan hobi dengan permainan sepak bola, bedanya saya suka M.U. dan beliau suka
Juventus. Hubungan pertemanan ini rasanya tidak pernah sebegitu dekat, kecuali
dimulai setelah acara internal Psikologi pada Bulan Februari 2018 yang bernama
"Pas Akrab". Janjian dengan satu kawan lainnya, kami bertiga bertemu
untuk jangka waktu pertemuan sebelumnya yang cukup lama.
Belajar dan sharing hal baru dimulai
se-simpel dengan cara
"Bagaimana kabarmu dan apa yang kamu
lakukan kemarin-kemarin ini?"
Saya baru paham, bahwasanya seseorang
baik kepada sesama atau beda lawan jenis merasa nyambung ketika berbicara
adalah ketika sama-sama merasakan kegelisahan yang sama. Dan kegelisahan
kolektif kami adalah tentang
"Menatap
Masa Depan"
Saya tidak tahu apakah ini pernyataan
klise atau bukan, namun yang pasti sebagai Mahasiswa Psikologi yang lebih
memilih untuk live up our life with our ways, kami merasa ada hal
yang perlu kita discuss more about it. Bintang adalah orang yang
mengajarkan saya banyak hal, dan ini benar-benar sesuatu yang akhirnya
saya explore lebih sampai saat ini. Intine tulisan iki
pokokmen "Tribute To Bintang" haha. Beliau juga yang
membuatkan sebuah video kece promosi buku saya yang berjudul "Gen
Resilience"
(https://www.instagram.com/p/Bgix8egA3qu/?taken-by=verezha), sebuah video
terniat dalam Top 10 video yang mana saya terlibat aktif di dalamnya, I
owe you my bro.
Tidak hanya itu saja sebenarnya, Bintang
yang ini berbeda dari bintang yang dilangit. Bintang yang ini mengajarkan saya
banyak hal, Apa saja?
1. Blog & Menulis
Sudah hampir 6 tahun lalu sejak Blog
pertama saya yang awalnya (diassaid.blogspot.com) muncul yang baru beberapa
bulan kemarin saya cek, dan betapa ketawa sendirinya saya membaca
tulisan-tulisan yang pernah saya post di dalam blog pribadi saya. Such
a disgrace haha. Untungnya sudah dihapus dan resmi berganti nama
menjadi (irvandiassanjaya.blogspot.com). Alasannya adalah supaya in line dengan
nama-nama social media lainnya. Kalau sekedar membuka kembali Blog mungkin udah
biasa ya, tapi ini belajar untuk aktif dan lebih sering menulis. Ini adalah hal
yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk setiap hari ber-iktiar menulis di
blog karena dengan cara menulis-lah, saya bisa tetap untuk berbagi walaupun
jarak terpaut ribuan kilo dari Indonesia - USA.
2. Podcast
Pretty damn sure, i wanna make another blog
posting about Podcast. Yang mana orang pertama yang mengenalkan Podcast dan
seluruh isi-isi di dalamnya kepada diri saya adalah Bintang. Thanks a
lot men, dari Bintang ini, akhirnya saya sekarang-sekarang rajin untuk
membuat podcast dari pengalaman dan expertise saya yang mana
temen-temen bisa cek disini (https://soundcloud.com/irvan-dias) yang mana
disana saya dan Bintang pernah kolaborasi 2 podcast yang berbicara tentang
"Psikologi" dan "Social Media". I
think i just found new and precious medium to be explored more since i got a
hard feeling with Youtube hahaha. Thanks to introduce me to
Makna Creative yang menjadi inspirasi bersama terkait Podcast, Bin!
3. De gustibus non est
disputandum
Alias, Tidak Ada Yang
Perlu Diperbedatkan Masalah Selera. Quote ini adalah temuan
yang Bintang berikan kepada saya untuk lebih menghargai perbedaan-perbedaan di
sekeliling kita. Apalagi kemaren pas ada Nonton bareng Manchester United vs
Liverpool di Jogja City Mall. Gara-gara quote ini, saya jadi
lebih menjadi orang yang kalem. Kalem means tidak
melakukan chanting-chanting MU yang bisa menyulut api emosi
diantara kedua belah pihak. Karena dari quote inilah saya
belajar tentang hal termudah terkait toleransi yang bisa kita tanamkan kepada
diri kita adalah tentang bagaimana kita bisa belajar menghargai perbedaan,
dimuali dari selera. Intinya, yang menjadi selera bersama adalah Indomie dan
kroni-krononya
4. Sedikit Lebih Beda,
lebih baik, dari pada sedikit lebih baik
Saya dan Bintang
mengukuhkan diri menjadi "Budak Quote" dimana salah
satunya adalah apa yang Panji Pragiwaksono dalam video (https://www.youtube.com/watch?v=nYxV2mZ3pu0&list=PLLzjqqZqb3oh86rlYBN0A8a2oZOe4hRqE).
Dari video itu, saya pribadi merasa tergugah buat menampilkan diri saya yang
mana menjadi beda itu tidak selalu harus dikaitkan dengan hal yang salah karena
ujungnya kita dikatakan tidak masuk kedalam kurva normal. Menjadi saya yang
sekarang dan menjadi dirimu yang saat ini adalah salah satu bukti kenapa
menjadi sukses, dimulai dengan menjadi berbeda dari lingkungan sekitar
5. Memiliki Cita-Cita Menjadi
Batman dan Menjadi Pacar Dua Lipa
(Your dreams inspired me in more
uniq way) Haha
Awalnya saya merasa menjadi Batman
adalah cita-cita fantasi sementara seorang anak-anak yang baru pertama kali
mempelajari tentang Batman dari sebuah media film. Nyatanya, orang ini, Bintang
adalah individu yang malah berkata sebaliknya. Menjadi seorang Batman adalah
cita-cita real dan kalian bisa tahu alasan apa Binbon (sapaan saya kepada
beliau) ingin menjadi Batman disini
(http://verezha.blogspot.com/2018/03/menjadi-batman.html) serta yang membuat
saya sempat geleng-geleng kepala adalah menjadi Pacar Dua Lipa. Dari cara
bicaranya, Binbon cukup yakin dengan apa yang dia yakini, kamu?
Kelima hal tersebut merupakan precious lesson learned yang
berhasil saya tangkap dari Binbon alias Ibrahim alias Batman wannabe.
Last,
Last,
Remember, The pressure is Good For You
Komentar
Posting Komentar