Postingan

Glints's Question & Answer

Gambar
60+ questions, different types of topic to be discussed, also gaining connection broader than ever are top three things that I received from an online session with Glints. I’m trying to recap the most common problems that university student/ graduated are facing towards challenge the future career. - Kak, lebih penting mana antara ikut organisasi/kepanitiaan atau ikut freelance dan internship bagi mahasiswa. - Menurutku semuanya penting. And fortunately, I had both organization/committee and freelance/internship. Semuanya punya benefits sendiri2. But, put it on the right time. Mungkin kalo kamu semester2 awal, organisasi/kepanitian would be a great addition to support you further steps. If you’re on the last semester, take intern will expose you with work life. - S ore guys, kang  @irvandiassanjaya . Disaat kita memulai sebuah pekerjaan dimana kita masih berada diposisi terendah, kira2 apa ya strategi atau rencana yang harus kita persiapkan ? Thanks before

Perjalanan Glints Scholarship, Keajaiban di Tahun Terakhir Kuliah

Gambar
Assalamualaikum, Om Swastiastu Namo Buddhaya.  Semoga Salam saya merepresentasikan semua teman-teman pembaca tulisan ini. Selamat menjalankan puasa ya, kamu. Siang ini terasa panas. Kamu ngerasain nggak sih? Aku punya sesuatu yang dingin-dingin nih. Bukan minuman tapi. Nggak mau juga dibilang wejangan. Lebih mirip kepada sharing yang ingin aku ceritakan kepada teman-teman semua terkait perjalananku mendapatkan Beasiswa Glints di tahun terakhir kuliah. BTW, sebenarnya, aku tahu Beasiswa Glints semenjak tahun 2016. Cuma saat itu, kuku jari tanganku sakit. Bukan karena capek ngetik aplikasi buat beasiswa, tapi lebih kepada harus menggigit kuku jari tangan setelah mengetahui Beasiswa Glints hanya ditujukan kepada khusus mahasiswa UI dan ITB. Duh, kampus saya belum dapet jatah saat itu. Yasudah, nggakpapa, mungkin memang belum berjodoh. Belum loh ya, bukan tidak. Sembari berharap tahun depan Beasiswa Glints dibuka kemlagi, dengan besar harap list daftar universitasnya

Terlalu Banyak 'Berpikir' Membuat Hidup Menjadi Runyam

Gambar
Apa yang ada dalam benak teman-teman ketika saya menuliskan kalimat diatas menjadi sebuah headline judul? Jangan-jangan ini tulisan pembelaan saya tentang cerita personal  yang sudah tidak jarang masuk kelas karena masa teori saya sudah selesai, kemudian lebih menekankan kepada penyelesaian skripsi? Maka dari pada itu, ini adalah bentuk campaign atas apa yang terjadi saat ini? I would definitly say no . Of course bukan. Tulisan ini adalah hasil dari refleksi diri saya pada suatu pagi saat memasuki kelas pertama YSEALI SE&ED tentang leadership mindset . Ini sumpah Psikologi banget. Terbukti dari slide-slide yang ada di dalamnya, everything that attached are all about Psychology's research all the tim e. Tentang Self seving bias , etc yang mana dalam hati saya bilang " Damn, another 2 SKS Psikologi lagi nih?" Namun, titik point saya bukan pada kuliah Psikologi setelah 1 tahun tidak masuk kelas, namun lebih kepada nilai yang lebih esensial dari pada itu. Ada s

Saya atau kamu-kah Pemuda Yang Pantas Mendapatkan "152 Juta" Tersebut? Sebuah Refleksi

Gambar
Judul kalimat diatas memiliki sebuah angka nominal yang jumlahnya tidak biasa. Ya, 152 juta jikalau kita pandang secara pendek, hal tersebut bisa digunakan untuk menyelesaikan 4 tahun (bahkan bisa lebih) masa kuliah S1 di Indonesia. Atau berbicara masalah lebih materialistik, sebuah mobil keluaran terbaru dengan spesifikasi yang sedang-sedang namun cukup nyaman untuk mengelilingi kota juga bisa didapatkan. Apa lagi? Sebuah apartemen tipe medium yang cukup untuk dua orang juga tak luput untuk bisa didapatkan dengan nominal tersebut. Nah, bisa dibayangkan jika semua hal diatas (biaya kuliah, mobil, atau apartment) itu kini harus hilang dari daftar keinginan karena uang tersebut kini secara resmi diberikan kepada satu orang pemuda ASEAN, habis dalam waktu 5 minggu, dan bahkan tidak tahu apa yang akan pemuda tersebut hasilkan dari investasi besar-besaran tersebut untuk seorang anak kost yang bahkan kuliah S1-nya saja belum lulus dibandingkan dengan kebanyakan pemuda-pemudi sepantaran l