Postingan

Kebersyukuran Adalah Kunci Dari Kata Klise Bernama Kenikmatan

Gambar
Sering banget gak sih kita mendengar kalimat "Makanya jadi orang harus lebih banyak bersyukur, biar rezekinya ditambah" Hmm, dari zaman Orang tua kita baru lahir sampe kita dewasa kayaknya hal tersebut selalu muncul dan mengenang di ubun-ubun setiap insan yang memiliki kepercayaan bahwasanya rezeki adalah tentang cara kita untuk lebih banyak bersyukur disetiap kesempatan. Saya dan tulisan di Tempe, Arizona pagi hari ini tidak akan melakukan kajian secara harfiah dari kata-kata tersebut, namun lebih kepada bagaimana kontestasi kalimat tersebut dalam kehidupan saya, terutama dalam 2 tahun terakhir. Sebelumnya saya mau berterimakasih kepada semua pihak yang telah mengucapkan selamat kepada diri saya ketika saya mendapatkan sebuah keberkahan berupa rezeki, utamanya adalah beasiswa. Jujur, siapa yang pernah menyangka, bahkan sekelas Orang tua saya sendiri menggeleng-gelengkan kepala ketika sang anak belum lulu sampai saat ini. Loh, kok jadi itu. Namun, berbicara konteks s

Apa Saja Yang Saya Pelajari Dari "Bintang"

Gambar
" Best Friendship is What Makes You Think Future is as Close as Your Relationship " Ucapan diatas saya tulis di atas sebuah kursi kamar hotel tempat saya akan menghabiskan waktu selama 5 minggu kedepan di Negeri Paman Sam. Rasa tidak bisa menutup mata karena masih terjadwal sesuai dengan alur waktu Indonesia turut menyerang rasa tidak bisa tidur walaupun mengetahui jikalau besok adalah hari pertama untuk orientasi, dan acara dimulai sedari pagi. Tapi mau bagaimana? Lebih baik untuk menulis. Beberapa minggu belakangan, saya seperti menemukan teman baru rasa lama. Hubungan pertemanan yang sebenarnya kita bina dari 2013, baru kembali merekah pada awal tahun 2018. Nama diatas adalah sebuah perumpamaan dari bagaimana rasa syukur saya bisa mendapatkan kesempatan kedua untuk berteman baik dengan Bintang. Walaupun beliau lebih suka dipanggil dengan sebutan "Baim", namun tetap, dengan apapun namanya dipanggil, saya ingin berterimakasih kepada Verezha B

Kado Terindah Dari Tuhan Untuk Ulang Tahunku, Hadianya "Amerika"

Gambar
24 Maret 2018. itu adalah Hari pertama saya menginjakan kaki saya di tanah yang letaknya menghabiskan waktu terbang kurang lebih 28 jam. Perjalanan dari Jakarta ke Narita, Narita ke Denver, hingga akhirnya sampai di tujuan akhir, Phoenix. Badan mental semua lelah setelah duduk terlalu lama di ruang duduk pesawat. Berkomunikasi hanya dilakukan ketika sampai pada sebuah tempat transit atau seperti sekarang yang telah sampai pada peristirahatan, Hotel Graduate, Arizona. Hobi saya yang selalu melakukan update terkait kegiatan yang saya lakukan, terutama saat moment-moment YSEALI seperti sekarang ini adalah hal yang tidak bisa saya lewatkan begitu saja. Maklum, orang macam saya yang bisa keluar negeri kalau ada yang bayarin, kesempatan ini adalah kesempatan langka, jadi maafkan saya. Mulai dari pemberhentian di Narita, Denver, hingga Phoenix, ada sesuatu pesan yang muncul di DM IG saya yang mana pesannya menunjukan hal yang sama,  “ Doakan aku biar bisa lolos YSEALI ya tahu

Pengangguran Sarjana Tinggi di Indonesia, karena Efek Binari?

Pasca Campus dan kehidupan sebelumnya yang serba tertuntut  Begitu lulus dan mendapatkan gelar sarjana, kata pertama setelah ucapan selamat adalah "Mau Kerja dimana?" Atau selang berbulan kemudian "Udah kerja dimana?" Tidak akan pernah ada yang salah memang. Apalagi konteksnya untuk memberikan indirect motivation bagi para wisudawan untuk mengimplementasikan ilmunya pada sebuah bidang (syukur-syukur memiliki impact pada masyarakat). Penulis belum sampai pada tataran tersebut se- simple karena penulis belum memindahkan helaian benang toga dari kiri ke kanan sebagai simbolisasi selesainya masa studi di perguruan tinggi.  Masuk ke tataran pasca dunia peralihan antara pendidikan formal dan kerja, Tuntutan yang datang semakin kencang dan memberikan cukup tekanan untuk segera lulus atau siap-siap ancaman DO dilayangkan yang membuat salah satu pra-syarat pernikahan di era modernisme secara tak tertulis (harus setidaknya memiliki gelar sarjana) walaupun belum bekerja

IPK PAS-PASAN BISA DAPET BEASISWA (DALAM & LUAR NEGERI) ?

Gambar
IPK PAS-PASAN BISA DAPET BEASISWA (DALAM & LUAR NEGERI) ? Hallo teman-teman, perkenalkan saya Irvandias Sanjaya (Dias). Saat pertama kali tulisan ini terbit, saya adalah mahasiswa aktif Fakultas Psikologi UGM. Seiring waktu berjalan selama proses pendewasaan diri, saya cukup kaget karena masih cukup tingginya animo masyarakat (mahasiswa) untuk bertanya perihal beasiswa. Sedikit demi sedikit ketika waktu senggang, saya memperbaharui tulisan ini sejalan dengan padu padan kata/kalimat yang secara personal dapat meningkatkan substansi dari narasi yang saya coba tawarkan. Anggap saja ini satu opini alternatif, tulisan ex-mahasiswa biasa mengenai sudut pandang awamnya perihal beasiswa. Lewat tulisan ini, saya ingin sedikit berbagi tanpa menggurui sedikit-pun tentang bagaimana seorang mahasiswa bisa mendapatkan beasiswa, baik yang dalam/luar negeri dalam konteks akademik/non-akademik. Jarak tenggat waktu yang saya pakai dalam menyusun bait konten ini adalah semester 10 saya mengeny